Gara-gara baca buku ini…

jadi kepengen nyobain bakso Sukowati di Cikeas. Bakso langganan Pak Pres yang konon seringkali ditanggap ke rumah beliau di Cikeas. Berhubung Cikeas nggak terlalu jauh dari rumah, selepas grocery shopping hari Minggu yang lalu gw dan MI coba mampir kesana.

Letaknya beberapa meter dari perempatan Cikeas ke arah Puri Cikeas, rumah Pak Pres. Terlihat bangunan berwarna coklat dengan tulisan Bakso Sukowati yang tampak dari jalan. Tidak sulit mencarinya.

Katanya bakso ini enyak.. tapi beberapa hari sebelumnya gw lewat sepi-sepi aja. Butuh pembuktian.. Dan ternyata sore itu cukup rameeeee sodara-sodara tapi tenang, nggak sampe harus ngantre kok. Tempatnya luas, pelayanannya cepat, cuman rada panas, khas warung bakso. Dan disalah satu sudut mejeng foto pak pres dan bu pres. Hihihi ngefans nih ye..

Gw pesen 2 mangkuk bakso dan 3 teh botol sosro dan nggak lama pesenan kita keluar. Satu mangkok terdiri dari mie bihun dan mi kuning yang konon katanya home made serta 6 buah bakso ukuran sedang dengan kuah bening. Berbeda dengan bakso kesayangan yang kuah kaldunya cenderung keruh dan berbau khas kaldu. Bakso yang ini tampak biasa saja.

Setelah dicoba, kuah kaldunya segar, tidak terlalu kuat dan sedikit hambar. Mungkin itu sebabnya di meja disediakan saus tomat botolan, kecap manis, cuka dan garam. Bakso yang disajikan boleh sama, tapi eksekusi racikan dari saus tomat, kecap, cuka dan garam bikin hasil akhir rasa masing-masing mangkuk bisa berbeda.

Baksonya.. kenyal daging sapi, rasa daging terasa sekali. Tidak banyak campuran tepung kanji. Paduan ukuran bakso yang tidak terlalu besar dan perut yang lapar sakses bikin gw dan MI nambah 1 porsi lagi untuk berdua.

Rupanya ketenaran bakso sukowati makin berkibar dengan dibangunnya pendopo tambahan di samping bangunan warung bakso yang sekarang.

Maaf nggak sempat moto karena terlalu excited menikmati bakso ini hihihi.