Soe Hok Gie, mungkin tidak sekedar nama, tapi sebuah nama yang telah mengukirkan sosok yang terus gelisah, inspirator yang terus menggugat..atas nama integritas dan kehormatan diri -Jakob Oetama-.
Gw beli buku ini bukan karena gw fans berat Nicholas Saputra atau juga pernah baca buku legendaris "Gie Catatan Seorang Demonstran", gw beli buku ini bareng beberapa buku lainnya pas Gramedia diskon 30% dan sebenernya ga ada alasan spesial juga buku ini masuk ke kantong belanja gw, uhm mungkin covernya yg kuning-merah ini kali ya..so eye catching (okey people you may say that I judge a book by it's cover).

Sebelumnya gw ga tau banyak siapa itu Gie, gw cuma tau Soe Hok Gie adalah seorang mahasiswa pecinta alam, suka nulis, suka ikut demo, meninggal waktu naik gunung, difilm-in. Gw anggep ini kebetulan yang bikin gw baca buku ini dan akhirnya kenal lebih si Gie ini (lebay deh gw).
Buku setebal 512 halaman lebih ini ditulis oleh teman-teman Gie, yang kenal dan bergaul langsung dengan Gie. Mereka yang sekarang sudah tua, mencoba kembali membuka memorinya untuk menuliskan apa yang mereka alami dan mereka rasakan berpuluh tahun yang lalu bersama Gie. Terasa sekali dalam tulisan-tulisannya kerinduan dan kekaguman yang mereka terhadap Gie. Selain teman-teman dekatnya, ada juga tulisan dari beberapa orang perwakilan dari era yang lebih baru, yang tentu saja mengenal Gie secara tidak langsung. Ada Mira Lesmana, Nicholas Saputra dan Riri Riza yang memang melakukan research untuk kenal lebih dekat siapa Gie untuk menokohkan Gie ke dalam sebuah film. Pada bagian akhir buku, dimuat juga beberapa tulisan yang ditulis Gie sendiri semasa hidupnya.
Dari beberapa tulisan dalam buku itu, gw paling suka tulisan yang ditulis om Rudy Badil "Antar Hok-Gie dan Idhan ke Atas". Om Rudy ini salah satu sahabat yang ikut pendakian Semeru bersama Gie, jadi nggak heran dalam tulisannya beliau bisa secara detil menceritakan tentang pendakian Semeru (sebagai info, Gie meninggal ketika melakukan pendakian ke puncak Semeru pada tahun 1969). Salah satu ceritanya tentang perayaan sederhana ultah Gie ke 27 sehari sebelum tanggal lahirnya dan angan-angan Gie buat ngerayain di puncak Semeru yang ternyata nggak pernah Gie lewati (Gie meninggal di umur 27 kurang 1 hari). Tulisan om Rudi ini di insert foto-foto mereka di Semeru, jadi buat gw yang awam dunia per-camping-an jadi lebih mudah ngebayangin suasana pada saat itu.
Tulisan lain yang juga gw suka ditulis oleh Nurmala Kartini Sjahrir (Ker), cewek gebetan Gie yang katanya di buku catatan seorang demonstran diganti namanya jadi Sunarti. Yang unik bentuk tulisannya dibuat serupa bentuk surat-suratnya ke Gie. Menurut gw bagus sekali cara Ker menonjolkan sisi-sisi romantis gerimisnya Gie tanpa bikin Gie terlihat cemen.
Begitu selese baca buku ini, gw jadi pengen nonton film "Gie", pengen juga baca buku Catatan Seorang Demonstran, ada yang mau minjemin?
Powered by Telkomsel BlackBerry®
0 Responses to Gie Sekali Lagi