Our Wedding-Party (3)

Posted by asti 9.6.09
Waktu persiapan sering berfikir kalau acara resepsi itu yang paling penting dan membutuhkan extra effort, tapi setelah akad selesai rasanya lega malah sempet terpikir “boleh nggak siy nggak pake resepsi”. Gongnya ternyata emang pas akad kali ya jadi seolah-olah resepsi nggak jadi hal yang perlu dirisaukan lagi. Tapi sekali lagi setiap proses harus dinikmati (gila ya megang banget nasehat satu ini). Menurut run down resepsi, gw sama MI mesti berangkat ke gedung setengah dua dan mulai dirias paling telat jam dua. Mungkin pada heran ya kenapa segitu siangnya, kalau boleh sedikit diceritakan mama punya obsesi anaknya jadi penganten jawa, doi siy bukan fanatik yang gimana-gimana sama adat jawa, cuman pengen keliatan sedikit beda ajah (ngek ngok…) jadilah anak pertamanya ini korban. Nggak lah, jawaban seriusnya sebenernya lebih kepada toleransi atas keinginan mama yang udah rela memberikan kebebasan ke gw untuk nentui details yang gw pengenin (tentunya tetep ACC mama papa dulu lah).
Pilihannya jatuhlah ke adat Jawa-Jogja (makasiiiiiy…), enaknya nggak perlu mikirin model baju kebaya resepsi yang alakazam mahalnya, tapi ya itu dilain sisi mesti ekstra diet sama luluran biar nggak keliatan kayak balon warna item motif polkadot pas di pelaminan.

..souvenir kami..

Siang itu sesampaikan di Graha Sativa, dekorasinya udah hampir sempurna terpasang termasuk dekorasi cateringnya, cihuy banget pas nyobain ngelewatin red carpet menuju ke pelaminan. Langsung deh acara per-make up-an diruang make up gedung resepsi dimulai. Sebenernya siy ngerasa penasaran sama keriaan persiapan yang ada diluar sana apa daya lah tak bisa bergerak keluar ruang rias.

Nggak berasa banget tau-tau udah hampir jam setengah 6, mungkin karena excited sama detil pengerjaan riasannya yang luarrrr biasssaaa, dahsyat banget dah pekerjaan seorang perias, jempol dah. Sempet siy pas dipakein kain dodot-nya timbul rasa khawatir “oh no...i think am not gonna make it until 9 pm” pengen nangiiis rasanya secara benda-benda yang ada dikepala gw mulai berasa berat dan ketambahan lagi mesti diserang 4 lapis belitan (belum termasuk lilitan dari kain dodotnya ya) yang berasa rapeeeet banget. Kain dodotnya itu ya meskipun cuman terdiri dari selembar mesti di lilit sedemikian rupa sehingga nambah beban belitan yang lumayan menyiksa.

You are what you think you are, kalau kamu kepikir pengen pipis saat dipelaminan maka kamu pasti kepengen pipis, kalau kamu kepikir berat dan sakit maka bakal bener sakit dan terasa berat” nasehat berharga sang perias judulnya, mungkin gara-gara ngeliat gw dah ijo ungu abu-abu karena nggak yakin kali. Sebelum keluar ruang rias beliau pun mengajak kami berdua untuk berdoa. Alhamdulillah setelahnya semua berasa ringan, berdua melakukan sesi foto di pelaminan terus touch up kemudian naik ke mobil dari belakang gedung untuk menuju depan gedung dan mengawali prosesi kirab.

Kok prosesi naik mobilnya cuman dari belakang gedung ke depan gedung?hihi…tepu-tepu dikit…secara agak sedikit nggak mau ambil resiko untuk kerapihan make-up dan pakaian dodot kalau berangkat dari rumah jadi supaya tetap ada dokumentasi naik mobil pengantin diambil lah jalan sedemikian rupa (tamu-tamu pada tau nggak yha kalo kita cuman dari belakang gedung aja?hihihi...). Setelah berhasil melewati tantangan harus masuk dan keluar dari mobil dengan benda-benda dikepala dan rapetnya lilitan dodot, kami berdua masuk ke gedung diiringi kirab keluarga dengan dijemput oleh sepasang penari (lupita bok namanya apa) yang kemudian menarikan tarian karonse saat gw sama MI sampai di pelaminan. Berasa raja dan ratu beneeer…

Alhamdulillah banyak teman-teman yang hadir meskipun tersebar diseluruh penjuru Indonesia, teman-teman kantor Jakarta, teman-teman kuliah di Jogja, teman-teman SMA di Surabaya ada yang hadir, thanks guys....

friends

Sepanjang resepsi berasa happy banget, nggak berasa capek, berat atau sakit sedikit pun. Makanan yang terpantau dari pelaminan Alhamdulillah nggak sampai kehabisan. Sedikit surprise salah satu om sempat menyumbangkan permainan biolanya diiringi sama piano dari band, apreciated deh. Sayang blom dapet fotonya..

Nggak berasa sang MC ganteng menutup acara dan sesi foto-foto bareng temen-temen juga selesai, kelar deh acara semalam menjadi raja dan ratu, berdua turun dari pelaminan kembali menjadi rakyat jelata (hihihi) nggak deng turun dari pelaminan menuju VIP corner dan mencicipi makanan andalan Sonokembang catering (sempat cicip crepes, peking duck, lontong kikil dan es grand sultan yummeeee). Sayangnya apa daya tiba-tiba kepala berasa sakiiiit banget dan sesak nafas, jadi nggak sempat berlama-lama mingle sama keluarga yang masih belum pulang. Akhirnya acara pulang kerumah dipercepat untuk melepas semua benda-benda yang makin berasa beratnya dan menikmati sisa malam berdua (tsah..ngeres lo...).

Vendor-vendor yang sudah membantu akan diperkenalkan pada postingan berikutnya, semoga bermanfaat buat yang akan menikah di Surabaya.

0 Responses to Our Wedding-Party (3)

Post a Comment

Tick.. Tack..

Daisypath Anniversary tickers Lilypie Kids Birthday tickers

Blap Blip Blup

Popular Posts