Sekelebat tergumam sebuah lagu yang sayangnya lupa siapa penyanyinya. Anyone ada yang inget?
Australia negeri wol katanya...katanya...kangguru binatangnyanah yang kali ini gw mau share bukan tentang Aussie siy, tapi tentang Singapore. Lagunya mungkin jadinya begini
katanya..katanya...
Singapura negeri singa katanya... katanya... mall ada dimana mana...
mulai ngaco ya... Tapi fakta bahwa disana banyak mall siapa yang tidak tahu. Disepanjang orchard road, hampir di setiap MRT station dilengkapi dengan pusat belanja. Singapore mungkin dah jadi tujuan belanjanya orang-orang Indonesia kali ya, secara kalau ke mall banyak banget orang yang ngomong pake Bahasa. Namun ketika dapat kesempatan pergi ke sana Juni lalu, gw nyobain hal baru di Singapore dengan menikmati suguhan konser Singapore Symphony Orchestra @ The Esplanade.
Yup The Esplanade, gedung pertunjukan berbentuk belahan durian ituw. Pada kesempatan sebelumnya gw sudah pernah pergi ke salah satu landmark Singapore itu tapi hanya sekedar memanfaatkannya sebagai obyek foto, sekedar menikmati live music di dome terbuka disamping gedung itu atau kalaupun masuk ke dalam The Durian sebatas hanya menikmati pemandangan Singapore dari atas atapnya. Belum pernah nonton pertunjukan atau konser disana. Excited sekali rasanya mau menikmati suguhan musik di gedung yang memang dirancang khusus yang (setahu gw) Indonesia belum punya.
Yup The Esplanade, gedung pertunjukan berbentuk belahan durian ituw. Pada kesempatan sebelumnya gw sudah pernah pergi ke salah satu landmark Singapore itu tapi hanya sekedar memanfaatkannya sebagai obyek foto, sekedar menikmati live music di dome terbuka disamping gedung itu atau kalaupun masuk ke dalam The Durian sebatas hanya menikmati pemandangan Singapore dari atas atapnya. Belum pernah nonton pertunjukan atau konser disana. Excited sekali rasanya mau menikmati suguhan musik di gedung yang memang dirancang khusus yang (setahu gw) Indonesia belum punya.
How to get the ticket?
Awalnya gw cari info ke Singapore Visitor Centre yang ada di pinggir Orchard Road. Pelayanan pegawai yang ada disana very helpfull. Untuk detil informasi yang kita tanyakan dan dia kurang tahu, dia dengan senang hari membantu untuk meneleponkan dan menanyakan. Sayangnya karena gw datang sudah larut, the esplanade sudah tutup, telepon si pegawai itu hanya dijawab mesin penjawab. Hebatnya gw tidak dibiarkan pulang dengan tangan kosong, gw dibekali informasi kalau tiket dan informasi pertunjukan bisa kita peroleh di loket Sistic yang ada di beberapa mall di sekitar penginapan (salah satunya di Centre Point Mall).
Besok harinya pergilah gw ke loket Sistic di Centre Point Mall, sayangnya karena sudah dekat dengan hari pertunjukan gw hanya bisa milih kursi yang letaknya di lingkar samping concert hall dan itu juga ada di lantai tiga. Rada kurang favorite memang posisinya tapi cukup jelas kok pandangan ke arah panggung (rada ngelongok dikit ke bawah). Nih dia sedikit colongan gambar di dalam concert hall semoga dapat gambaran, rada burem dikit hehehe soalnya cuman pake camera handphone.
Sebagai seorang yang awam, menilai akustik di concert hall itu keren banget. Nggak ada tuh kita denger suara mic berdecit memekakan telinga atau gaungan yang nggak perlu karena emang disana sepenuhnya memanfaatkan kecanggihan akustik ruangan itu sendiri (gw anggap paham ya yang gw maksud hihihihi).
Sebagai seorang yang awam, menilai akustik di concert hall itu keren banget. Nggak ada tuh kita denger suara mic berdecit memekakan telinga atau gaungan yang nggak perlu karena emang disana sepenuhnya memanfaatkan kecanggihan akustik ruangan itu sendiri (gw anggap paham ya yang gw maksud hihihihi).
Malam itu SSO menyuguhkan komposisi dari Debussy, seorang komponis Perancis dari jaman awal abad ke 19. Pernah nonton film Twilight kan ya..kalau gw nggak salah, Edward Cullen si vampir ganteng itu diceritain suka banget sama komposisi dari Debussy ini. Konser malam itu terdiri dari 4 sesi (eh apa 5 sesi ya...) tapi pada salah satu sesi ada Noriko Ogawa sebagai bintangnya, siapa dia? konon doi itu seorang pianis kenamaan dari Jepang yang sebenernya gw juga nggak begitu tahu siy hihihi tapi permainan pianonya keren abissss. Doi sempet juga ketika break selama 20 menit bikin acara meet and greet kecil-kecilan di depan concert hall buat ketemu fans nya yang mayan banyak juga ternyata.
Sedikit share rules yang berlaku concert hall, kita nggak boleh masuk ke concert hall bawa makanan, minuman dan kamera. Petugas disana bakal ngingetin dipintu masuk dan gw rasa bakalan negur atau nyuruh kita keluar ya kita kalau bandel. Terus kalau kita telat dateng, kita nggak akan boleh masuk ditengah-tengah pertunjukan, kita baru boleh masuk setelah satu komposisi atau satu sesi pertunjukan selesai dimainkan. Rada sayang ya bisa kehilangan satu sesi pertunjukan jadi better on time ajah.
Overall konsernya keren banget, permainannya bisa bikin gw hanyut, merinding, sedih, haru campur aduk. Pertunjukan selama hampir 2 jam pun nggak sempet diselingi ngantuk. Audience yang datengpun kalau diperhatikan macem-macem, mulai dari bule-bule yang emang niat banget datang ke konser (terlihat mereka dressed up cantik dan tampil wah) sampai turis kek gw bahkan anak sekolah yang masih lengkap dengan seragam dan tas sekolahnya. Wondering kalau di Indonesia bakalan rame dan penuh gitu ga ya konsernya ?
SSO top lah. Semoga di Indonesia cepet bisa punya gedung pertunjukan sekeren Singapore. Tertarik buat kesana ? Cheers
0 Responses to Postcards From Spain