Ternyata emang susah punya rumah tanpa pagar dan taman yang masih blom diapa-apain, susah nandain apa rumah itu sudah dihuni atau belum, seharusnya kalau lihat ada mobil terparkir sudah hampir pasti sudah dihuni. Eng..susah bagi beberapa orang yang kurang mengerti esensi halaman ku dan halaman mu siy tepatnya.
Rumah tanpa pagar tidak membuat kita bisa melintas halaman rumah orang begitu saja, rumah tanpa pagar tidak membuat tamu kita boleh duduk duduk atau bahkan tiduran di teras rumah tetangga (ganggu pemandangan bok), trus buang puntung rokok dan meletakkan gelas begitu saja (apalagi kalau gelasnya meninggalkan jejak), rumah tanpa pagar nggak membuat kita bisa buang sampah di tong sampah tetangga tanpa izin. Jatah sampah tiap rumah jelas, kalo sampah kita lebih dari quota dan nggak mau rumah kita kotor ya jangan juga ngotorin rumah tetangga. Untuk yang terakhir bahkan untuk rumah dengan tipe apapun sangat tidak appropriate untuk dilakukan. Apalagi jika kita sama sekali blom memperkenalkan diri atau permisi ke tetangga kita.
Mau seseorang itu sekaya apapun, sepandai apapun, dengan jabatan apapun langsung minus nilainya. Tandanya masih perlu belajar dos and donts kehidupan bertetangga.
Jika alasan-alasan hal seperti yang gw sebutin di atas itu dilakukan oleh tamu kita yang kita tidak mampu untuk mencegahnya, ada baiknya juga kan kita sebagai tuan rumah permisi atau meminta maaf atas nama tamu kita itu kepada tetangga yang kemungkinan merasa terganggu dengan sikap tamu, pekerja atau siapapun kita.
Hum sebaliknya jika kita yang dirugikan karena kurangnya pengetahuan tetangga apa ya baiknya yang kita lakukan?bagaimana cara menyampaikan? Ah gw masih kesel banget, besok aja kita pikirkan cara terbaik dan tersopan untuk menegur. #tolongBaimyaAllah
*doa malam ini : semoga tetanggaku segera tercerahkan dari kekurangpengetahuannya
Powered by Telkomsel BlackBerry®
0 Responses to Bertetangga