Polisi Riwayatmu Kini

Posted by asti 12.11.09
Belakangan semua disibukkan dengan menonton cicak vs buaya, penuh intrik, banyak episode, penontonnya ikut komentar seru, mengkritik tapi tetep nonton juga, persis kayak sinetron capeee deeey. Saking banyaknya tokoh yang maen, kalau nggak ngikutin dari awal kayak gw bakal ribet nanya "ini siapa? siapa nya siapa? hubungannya apa? kok bisa gitu? kok gini ? kok gitu? kok...". Ngelihat kondisi penegak hukum kita kayak gitu miris, ngelus dada, tertunduk lesu. Meskipun secara pribadi gw ga kaget siy secara pernah sebentar melibatkan diri di pekerjaan yang berhubungan dengan polisi, kejaksanaan dan pengadilan, skripsi kuliah kebetulan penelitiannya di pengadilan. Bikin gw paham kondisinya dan memilih untuk tidak memilih pekerjaan yang bersentuhan langsung dengan mereka.

Ketika semua itu ter-expose secara terbuka didepan publik, citra para penegak hukum pada titik nadir. Tentu saja harapan akan adanya perbaikan terhadap sistem yang ada tidak pernah padam. Bukankah begitu kisah pada beberapa negara dengan sistem yang korup? melewati masa kelam untuk kemudian berevolusi menjadi sistem yang bersih. Semoga...sebagai pribadi rela kok kalo ditilang dan akhirnya harus pergi sidang instead of selesai ditempat dengan 50rb saja (hihi ketauan sering ditilang).

Masalah ketidakjujuran dan maen belakangnya penegak hukum ini ngingetin gw ke buku biografi seorang tokoh yang gw punya "Hoegeng", yang kisahnya pernah juga dibahas dalam acara Kick Andy di Metro Tv.

Siapa Hoegeng? seorang Kapolri di masa akhir 60 an sampai awal 70 an, yang berdedikasi, rendah hati, jujur dan paham betul posisinya sebagai penegak hukum. Kejujurannya cukup melegenda sampai-sampai Gus Dur pernah berkata :
"Di Indonesia ini hanya ada 3 polisi yang jujur, yakni polisi tidur, patung polisi dan Hoegeng"
Diceritakan dalam biografinya bagaimana dedikasi beliau menjalankan tugasnya, ketika dia sedang dalam perjalanan tugas, sebagai pejabat di kepolisian, beliau tidak segan untuk turun dari mobilnya membantu mengatur lalu lintas atau berkeliling naik sepeda melakukan inspeksi kepada anak buahnya.

Beliau pun secara tegas dan nyata tidak mau menerima pemberian apapun dari siapapun selama berkaitan dengan tugasnya, dikisahkan pada saat bertugas di Sumatera Utara beliau mengeluarkan seluruh perabotan pemberian yang serba lux di rumah dinasnya dan meletakkan begitu saja perabotan itu di pinggir jalan, alasannya hanya mau menempati rumah dinas dengan perabotan inventaris kantor. Termasuk memerintahkan kepada ajudannya mengembalikan 2 motor Lambretta pemberian sebuah showroom di Medan. Hari gini ada ga ya pejabat kayak begitu?

Hoegeng juga memberikan keteladanan kepada istri dan anaknya, dikisahkan ketika Hoegeng menjabat sebagai kepada imigrasi, Hoegeng meminta istrinya untuk menutup toko kembang yang dijalankan istrinya, alasannya khawatir orang-orang yang sedang mengurus imigrasi pada beli kembang di toko istrinya, Hoegeng menganggap itu tidak adil buat toko pedagang kembang lainnya. Begitu juga ketika Hoegeng berdinas keluar negeri, sang istri juga tidak pernah diajak karena dalam rangka dinas. Wondering mbok ya anggota DPR bisa kayak gitu juga ya...

Ironisnya polisi jujur nasibnya kurang mujur, saat pemerintahan Soeharto, Hoegeng diberhentikan sebagai Kapolri dan dipercepat pensiunnya pada usia 49 tahun dengan alasan regenerasi, tapi kok ya penggantinya malah Kapolri dengan usia yang lebih tua. Pemensiunan Hoegeng itu diperkirakan masih ada kaitannya dengan kasus yang sedang ditangani Hoegeng yang kebetulan melibatkan orang dekat Cendana. Setelah "dipensiunkan", Hoegeng ditawari untuk menjadi duta besar di Belgia, namun tawaran itu ditolak dengan alasan tidak cocok jadi duta besar karena ia seorang polisi, bukan politisi. Jadi teringat siaran langsung rapat anggota dewan terkait kasus cicak vs buaya di Tv, seharusnya mereka paham dan menyadari betul kualitas diri sebelum maju menjadi wakil rakyat, menjalankan amanah itu tidak mudah.

Yang paling berkesan dari kejujuran seorang Hoegeng, seorang mantan Kapolri hingga saat pensiunnya tidak memiliki rumah pribadi. Saat pensiun itulah atas kebijakan Kapolri penggantinya rumah dinas Kapolri di menteng diberikan kepada keluarga Hoegeng.

Sebagai seorang pejabat tak ada arogansi, keteguhan menjaga amanah dan sepenuhnya ketulusan dalam diri Hoegeng. Kisahnya layak untuk diketahui dan diteladani, buku tentangnya harusnya bisa dijadikan text book pendidikan moral dasar bagi seluruh aparat negara sehingga tidak muncul Evan Brimob-Evan Brimob yang lain.

2 Responses to Polisi Riwayatmu Kini

  1. ona Says:
  2. i like this post,, btw terakirnya doi hidup bahagia ga bok?

     
  3. asti Says:
  4. thanks na udah mampirs..
    uhm sepertinya siy happy, setia istri sampe akhir hayat.
    Anak-anaknya juga sayang banget ke doi sepertinya.

     

Post a Comment

Tick.. Tack..

Daisypath Anniversary tickers Lilypie Kids Birthday tickers

Blap Blip Blup

Popular Posts