Back to the topic...
Inspirasi itu datang sepulang mengantarkan Cami (calon suami nek...) kembali mencari sesuap nasi di Kota Arek (Surabaya cing..), mengendarai Boni melalui panjangnya tol Sedyatmo menuju pulang ke Setiabudi, sendiri mendengarkan radio yang lagi muter lagu lama yang dinyanyikan Indra Lesmana dan Gilang Ramadhan (judulnya Selamat Tinggal).
Dulu lagu ini tak berarti apa-apa, tak bermakna mengena jiwa.. mungkin karena suasana sore yang syahdu, suasana hati yang melow membuat lagu itu jadi terasa berbeda sebagai soundtrack perenungan ala jalan tol sore kemarin.
seringkali bertanya..
saat bahagia hadir akankah ada akhir...
akankah tuk slamanya...
seringkali bertanya adilkah hidup ini...
kala sedih melanda...
meruntuhkan rasa di jiwa...
Buat kami, para LDR (Long Distance Relationship) mania saat paling bahagia mungkin ketika bertemu dengan Cami/ Suami disaat weekend atau liburan.
Tidak jarang ketika sedang menikmati masa liburan bersama atau menikmati mengerjakan segala sesuatu berdua timbul tanya kenapa mesti ada Senin yang akan mengembalikan masa berdua menjadi sendiri? kenapa mesti ada tiket ditangannya yang akan membawa dia pergi kembali ?
Seringkali ketika sedang sendiri, menunggu boarding pesawat (menuju dirinya) yang mengalami delay timbul tanya dimana adil ketika melihat orang lain bisa menghadapi carut marut keseharian berdua... dimana adil ketika melihat orang lain bisa menyiapkan secangkir teh di pagi hari atau sekedar membukakan pintu ketika pasangannya pulang...dimana adil ketika orang lain bisa dengan mudahnya memandang wajah pasangannya disampingnya setiap pagi...
Pun demikian sebuah awal diciptakan memang bersama dengan akhir..
kesempitan dilahirkan bukannya tanpa kelapangan..
kekurangan pun disematkan bersama dengan kelebihan..
Just wondering ketika melihat mobil lain melintas di jalan tol...apa yang pengemudinya sedang pikirkan ya...
Nice Posting ti.
Sebagai mantan penikmat LDR & ada kemungkinan menjadi penikmat LDR lagi suatu hari jadi tertarik buat mengomentari.
Tuhan menciptakan sesuatu secara berpasang-pasangan. Ada Laki-laki, ada perempuan; ada pertemuan, ada perpisahan.
Semasa masih menjomblo dulu, aku sering melihat sepasang kekasih di stasiun atau terminal, saling mengucapkan kata selamat tinggal. Waktu itu aku berfikir, betapa bahagianya punya seorang kekasih yang mengantarkan kepergian & selalu merindukan kita.
Dan masa itu pun kualami.
2 kali dalam sebulan bertemu di akhir minggu dan berpisah kembali. Dalam perjalanan pergi dan pulang terbayang betapa nikmatnya kalau sang kekasih selalu ada di dekat kita, menemani dikala sepi, menenangkan diri dikala gundah.
Dan masa itupun datang.
Kemudian kubaca blog asti dan tersadar.
Masa sendiri diciptakan supaya kita berbahagia ketika masa bersama datang.
Perpisahan diciptakan supaya pertemuan menjadi lebih berarti.
Kebahagiaan pasangan yg bertemu setelah berpisah lama, tak kan sebanding dengan kebahagiaan pertemuan pasangan yg baru bertemu 12 jam yang lalu :P
Akhirnya....enjoy it :)
-sapto-
terharu gw..
yep To..everything happen for its own reason..
Semoga kami segera belajar hikmahnya dan siap ketika menerima kelapangan. Doanya...
Yeah that's life. Aku dah 2 tahun lebih LDR. Tapi selama itu pula aku menikmatinya. Rasa memang naik - turun, tapi aku selalu mencoba ikhlas (apalagi barusan tercerahkan lagi setelah baca bukunya Erbe Sentanu).
Dan selama itu pula hubungan dengan suami baik-baik saja walaupun LDR. Habis ikhlas, gak lupa bersyukur. Insya allah, "tanya kenapa" akan terjawab dengan miracle-miracle pada kejadian di masa mendatang yang kita belum tahu.
Yang jelas, Tuhan Maha Adil.
Iya ya..semoga bisa segera paham makna ikhlas dan tidak lagi bertanya kenapa..thanks dear..