1 week ago
Meski tangan pedih kecipratan bubur panas, terobati dengan mangkok yang licin tandas.
Alhamdulillah... percobaan pertama lancar.. brown rice puree tandas.
Setelah membaca artikel sana sini sana sini buaaaanyak banget ternyata ya aliran aliran MPASI, sampai galau mau nerapin yang mana. Untungnya dokter anak yang gw pilih kasih rekomendasi yang cukup detil tapi mudah terkait MPASI dan yang pasti logis. Beberapa prinsip yang akan gw terapkan sebagai berikut :
- MPASI El akan diawali dengan perkenalan serealia (beras, beras coklat, kacang hijau, oat, barley), dilanjutkan dengan perkenalan sayur lalu buah.
- Menerapkan 3 days rules untuk lihat reaksi alergi. Karena sementara ini El intoleran terhadap susu sapi (mudah rash dan muntah, alhamdulillah setelah gw diet dairy food El udah nggak rash dan muntah). Jadi setiap jenis makanan akan dicoba single per 3 hari baru dicampur. Gw juga nggak strict banget sih ini, misal brown rice lulus nggak ada reaksi intoleran/alergi terus pengen coba butternut squash ya gw bisa langsung campur aja.
- Porsi akan diawali dengan 2-3 sendok makan dan akan lihat reaksi El, once appetite dia bagus ya gw naikin, kalau nggak ya sudah, kita akan coba keesokan harinya. Toh MPASI merupakan pendamping ya bukan core.
- Frekuensi akan gw coba 1x sehari selama 1 minggu untuk lihat appetite, once bagus, akan gw coba tingkatkan frekuensi tambahan puree buah/sayur di sore/malam hari dengan porsi yang light.
- Tekstur : dimulai seencer ASI di 2-3 hari pertama untuk kemudian ditingkatkan sampai jadi puree yang lembut tapi tidak mudah jatuh dari piring.
Mengingat El sehari hari di daycare, prinsip di atas juga akan gw komunikasikan dengan caregiver yang disana. Alhamdulillah mereka cukup terbuka untuk penuhi standar yang gw mau. Ini penting karena mereka yang akan provide MPASI dan yang akan kasih langsung ke El. Yang jelas masuk masa MPASI komunikasi mesti diintensifkan, untuk mempermudah observasi reaksi El untuk setiap makanan yang kita coba (rash, muntah, perubahan pola BAB).
Menu yang akan gw coba :
- serealia : Brown rice, mung bean, barley, oat
- sayur : butternut squash, brokoli, potato, carrot.
- buah : peer, apel, guava, mango, banana, avocado
- protein : ayam. untuk pengenalan protein akan gw lakukan di menjelang usia 7 bulan, bukan karena apa apa, rekomendasi DSA protein bisa mulai diberikan di minggu ke 2 tapi di awal-awal rasanya gw pengen intensif ngenalin buah dan sayur.
Untuk yang sayur dan buah ini gw sepertinya akan cukup fleksibel ajah. Yang mana yang nemu duluan dan lebih gampang dibikin. Sedangkan serealia sebenernya persiapannya memang agak ribet tapi bisa diakali kok. Rencananya semua akan gw cicil dibuat tepung, jadi ketika perlu tinggal dimasak lebih simple dan hemat waktu.
Di postingan selanjutnya ya akan gw coba tulis cara buat tepung serealianya.
Diumurnya yang menginjak 6 bulan ini, El sudah familiar dengan 3 moda transportasi.
Yang pertama adalah mobil ya tentunya secara setiap hari naik mobil ketika berangkat dan pulang dari daycare. Yang terjauh sementara ini adalah pergi ke Tangerang, ketika harus ikut gw meeting di salah satu hotel di sana. Alhamdulillah sepanjang perjalanan anteng duduk di car seat di belakang bersama Nur, ART kesayangan yang semoga bisa terus diandalkan. Pendapatku, kalau baby terbiasa duduk di car seat akan lebih nyaman buat kita, karena kita bisa konsentrasi nyetir sepanjang perjalanan, nggak khawatir dia jungkir balik koprol di passanger seat di belakang. Baby juga mengerti, sepanjang perjalanan dia mesti tenang sampai mobil berhenti di tempat tujuan. Tantangannya, kita mesti siapin berbagai mainan yang ada dalam jangkauan dia, jadi kalau bosan dia dengan mudah bisa ambil dan mainin sendiri.
Yang kedua adalah kereta api ke Bandung di usia 3 bulan 27 hari. Sekali lagi alhamdulillah.. El jadi anak yang easy to manage. Sehingga perjalanan ke Bandung yang dilakukan hanya berdua sama Nur lancarrrr jayaaa. Di dalam kereta mostly dihabiskan El dengan tidur. Gw sama Nur hampir bisa juga ikutan istirahat tidur, sesekali aja El bangun dan haus minta nenen terus tidur lagi. OOoooh inget sekali juga ngalamin El BAB jadi agak bermanuver sedikit sih buat ngebersihin tapi semua terhandle dengan baik tanpa chaos.
Sedikit tips yang bisa gw bagi untuk bepergian bersama bayi naik kereta api adalah..
- pilih jadwal kereta yang sebisa mungkin di jam bayi tidur.
- jangan lupa untuk urus tiket infant, gratis sih tapi mesti diurus ketika kita beli tiket. Kalau lupa, masih bisa diurus ketika kita mau masuk ke pemeriksaan tiket untuk masuk peron tapi kebayang kalau kita datengnya mepet bisa agak ribet
- bawa selimut atau jacket, kadang kita bisa dapet gerbong yang AC nya cukup dingin.
- skenariokan tindakan yang harus kita lakukan ketika baby tiba-tiba BAB di perjalanan. atur perlengkapan bebersih seefisien mungkin. Kalau gw menyediakan ditas alas untuk ganti diapers, tissue basah, diapers dan celana ganti (just in case beleberan hehehehe) plastik untuk buang diapers kotor dan baju kotor.
- kalau baby bosan dan cranky rasanya bisa diajak jalan di sepanjang lorong kereta, tapi hati-hati ya jaga keseimbangan.
- gw juga selalu nyiapin botol susu isi ASIP just in case El haus dan kita sedang berada ditempat yang kurang nyaman untuk nyusuin. Beberapa kali ini terjadi ketika lagi nunggu kereta datang dan di taksi.
Yang ketiga adalah pesawat ke Surabaya. El umur 5 bulan 4 hari. Trip ini sih dilakukan karena impulsive, lagi long weekend dan Eyma kangen sama cucunya akhirnya cari tiket dan cuss we go. 1 jam perjalanan ketika berangkat dan pulang pun El anteng tidur hehehehe rejeki anak sholeh. Tadinya udah sedia ear muff just in case El nggak mau nenen, ternyata pas take off dan landing El mau nenen dan lanjut tidur, sempet deg degan aja rewel karena sakit telinga, alhamdulillah kekhawatiran itu juga tidak terjadi.
Di Surabaya El bisa ketemua sama mbak dan mas sepupu dari 1 buyut, The Samadikoens. Happy.. nongkrong bareng mbak Dini dan mas Arya. Sampai ketemu insya alloh pas lebaran ya..
Nggak berselang dari trip ke Surabaya ternyata El mesti pergi lagi, ikut mama dinas ke Jogja dan ke Bali (El 5 bulan 25 hari). I know.. sedikit riskan sebetulnya. Dokter anak El juga udah agak melotot sih, seharusnya sekali sebulan terbang untuk bayi seumur El itu juga udah kebanyakan. Agak dilema, tapi bismillah mudah2an El sehat selalu. Habis ini udahan kok nggak pergi-pergi lagi sampai nanti lebaran. Penerbangan ke Jogja dan Bali alhamdulillah juga lancar, El apalagi kalau nggak tidur sepanjang perjalanan. Hanya saja untuk penerbangan ke Bali karena lebih lama, El sempet bangun dan mulai bosan, tapi masih batas wajar, bisa dialihkan dengan dikasih mainan.
Tipsnya apa ya yang beda untuk perjalanan dengan pesawat.. hm.. kalau gw sebelum take off gw selalu pastiin El bersih diapersnya dan kenyang, karena rada ribet kalau mesti ganti diapers di pesawat ya, sempit bok tempatnya. Yang sedikit challenging tentu saja kalau baby udah bosan, mesti siap sedia kreativitas untuk alihkan perhatian, karena nggak seleluasa di kereta kita bisa ajak jalan jalan sepanjang aisle.
Mudah-mudahan El selalu senang di perjalanan apapun dan dikaruniai rizki alloh bisa melihat banyak hal di penjuru dunia yang berbeda ya..
Menjelang El MPASI kok ya kebetulan sekali suasana di kantor lagi hectic berat. Meeting sana sini termasuk luar kota pun dijalani. Alhasil El pun diseret ikut juga sih, naik mobil, kereta bahkan pesawat. I know mungkin ada beberapa ibu yang berpikir seharusnya El ditinggal aja di rumah. Tapi gw punya penilaian gw sendiri, meski agak repot dan lelah karena mesti packing, bawa-bawa bayi kesana kemari tapi paling nggak selama beberapa hari bisa lebih sering ngeliat El dan nenenin langsung. Disela sela meeting bisa colongan pumping dan nenen ples maen sedikit, lumayan banget kan. Diiringi doa tentunya mudah-mudahan El senantiasa sehat dan bahagia..
Akhirnya persiapan MPASI pun dilakukan seefisien mungkin, browsingnya pun dilakukan disela-sela pumping atau sebelum tidur. Gw dan MI pun menyempatkan ambil kelas parenting yang khusus bahas tentang MPASI. Jadi paling nggak ketika akan ambil keputusan metode apa yang akan kita terapkan nggak buta-buta banget lah.
Untuk peralatan tempur per MPASI an, gw nyiapin :
Panci kecil stainless steel : Panci ini digunakan untuk masak bubur, rebus dll. Gw kebetulan beli ukuran sedang, merek seagul. Masih kegedean menurut gw karena ternyata ada yang ukuran lebih kecil lagi, lebih enak kalau untuk bikin bubur untuk sekali makan.Menurut gw ya.. kalau udah punya better pakai yang udah ada, pastikan kondisi masih bagus, cuci bersih, kalau perlu di steril dan voila.. lebih hemat.
Sodet kayu : Untuk aduk aduk bubur
Panci kukusan stainless steel : ini penting karena masih lebih bagus mengukus daripada merebus. Paling nggak bisa preserve vitamin dan mineral lebih baik. Ukurannya pilih yang sedang saja, terutama kalau berniat nggak tiap hari masak, jadi bisa ngukus beberapa bahan makanan sekaligus untuk beberapa hari kedepan. Again karena panci stainless harganya nggak begitu murah, kalau sudah punya dipakai aja.
Talenan dan pisau : gw nggak beli, pakai yang udah ada aja, tapi nanti kalau El udah mulai makan protein daging baru gw beli talenan yang beda. Kenapa pisah? khawatir nyucinya kurang bersih jadi bisa saling mengkotaminasi.
Blender : menurut gw ini disesuaikan dengan budget aja, kalau ada budget bisa beli hand blender, yang mana memang lebih enak untuk menghaluskan makanan dalam jumlah sedikit. Kalau nggak ada budget ya pakai aja yang sudah ada aja, toh kalau kebanyakan bisa disimpan di freezer untuk makan beberapa hari kedepan. Gw punya juga bukan merek yang mahal, gw pakai Oxone yang dari segi harga lebih murah dibanding phillips.
Piring dan sendok : karena El sehari-hari akan makan di daycare maka gw perlu beli 2 pasang, 1 untuk ditinggal di daycare dan 1 untuk dirumah.
Gelas : El pakai doidy cup dan mag mag dari pigeon.
Baby cubes : ini penting untuk simpen puree. Sekali masak terus dibekukan ke freezer untuk beberapa kali makan. So far gw masih bisa batesin sekali masak untuk 2-3 hari ke depan.
Takahi slow cooker : nah yang ini kayaknya must have item banget deh. Gw beli yang 1,2 liter dengan pertimbangan udah ada otomatisnya dan nggak terlalu kecil sehingga kalau nanti udah nggak kepake buat MPASI bisa dipake buat yang laen-laen. Gw sendiri sampai sekarang praktis belum pakai slow cooker karena el masih makan puree serealia, buah dan sayur. Mungkin baru kepake waktu El masuk 7 bulan.
Slabber plastik : beli yang bahan plastik dan gede. Ini penting karena.. buat jagain baju nggak kena noda makanan dan capek nyucinya. Mau nyiprat kemana mana nggak pusing karena tinggal di lap aja beres.
Highchair : Nah yang ini kado, alhamdulillah rejeki anak sholeh.. dengan niat mendisiplinkan El duduk dimeja ketika makan high chair menjadi penting untuk dipunya.
Rasanya dari list di atas cukup efisien ya karena so far selain takahi semuanya sudah kepakai setiap harinya jadi nggak mubadzir. Bismillah semoga semuanya lancarrrrr jayaaa..
Satu hal yang gw browse dan suka tanya sana sini ketika udah lahiran adalah gimana jadwal merah buat stock ketika mesti kerja, jadwal merah ketika sudah masuk kerja dan gimana metode cara ngasih ASIP setiap harian. Ternyata emang artikel atau jawaban dari temen-temen beda-beda, cocok cocokan lah intinya.
Gw coba share yang gw terapkan ya.. sekali lagi mungkin ada metode yang jauh lebih baik, gw pun tetap selalu pasang kuping dan mata buat serap informasi untuk menyempurnakan metode gw.
Oh iya untuk metode simpen ASIP bisa dibaca disini.
Begini ceritanya…
Hari lahir – Sejak lahiran gw udah bawa yang namanya pompa untuk mulai mompa ASI, belum ada hasilnya tapi.. paling nggak konon katanya bisa tetep memancing peningkatan demand. Setetes demi setetes langsung dikasih sama suster di Bunda ke baby El, sebagai tambahan asupan dia. Belum ada stock karena produksi masih minim dan langsung dikasih ke baby El,
3 Minggu Awal Kelahiran – Ketika sampai rumah, gw juga tetap mompa disaat El tidur, kebetulan El tidurnya banyak banget sampe berat badan ga naik-naik jadi gw bisa mulai membangun stock. Sebelah nenen, sebelah pompa. Malem gw usahain bangun 2 kali untuk mompa. Stock terbangun lumayan tapi berat badan El masih belum naik.. (i know.. ironis.. dan dimarahin dokter yang jelas karena simpen-simpen ASI padahal.. yah sudahlah.. ). Oh iya ketika itu, sekali konsumsi El juga blom banyak masih antara 40-60 ml, sekali pompa juga gw bukan tipe yang luber-luber. Hati masih tenang karena dikulkas ada beberapa botol buat dipandang-pandang.
El 1 Bulan – 2 Bulan – El mulai mengalami peningkatan konsumsi ASI, karena udah mulai berkurang tidurnya.. sekali konsumsi bisa 80 ml dengan frekuensi yang meningkat juga. Sementara jadwal merah gw yang masih sama belum berhasil ngejar (inget ya El disaat siang sebagian besar masih pakai ASIP karena masih mau mastiin jumlah asupan ASI sesuai target). Akhirnya dititik ini stock mulai tergerus perlahan-lahan. Akhirnya bangun malam ditambah buat merah untuk ngejar pemenuhan kebutuhan El besokan harinya.. kejar tayang deh.. posisi stock : tidak banyak sekitar 10-15 botol.
El 2 Bulan sampai saat ini (El 4 bulan) – Siklus aktifitas harian El sudah mulai normal, mengalami peningkatan demand ASI yang cukup signifikan, dan gw sudah juga mulai masuk kerja. Sudah mulai 100ml per kali minum. Kalau gw tinggalin dari pagi – sore, sekitar 7 jam total ASIP sudah mulai meningkat dari semula antara 600-700ml terakhir sekarang 750-800ml bahkan pada beberapa kesempatan mencapai 900ml (mungkin pas masuk fase growth spurt ya). Karena sudah masuk kantor, di kantor gw usahain mompa 3 kali, yaitu jam 08.30, 12.00 dan jam 16.30. Karena produksi gw juga blom yang melimpah ruah banjir banjir gitu, malem gw tetep mesti bangun buat mompa. Waktu awal-awal sampai sekitar El usia 3 bulan gw bisa bangun 3 kali atau minim 2 kali lah. Tapi udah mulai masuk bulan ke 4 produksi siang alhamdulillah meningkat, jadi malem bangun 2 kali atau minim 1 kali.
Sekarang setiap hari gw mesti siapin 9-10 botol untuk diminum pagi ke sore. Kadang produksi gw juga nggak nutup kebutuhan harian El, akhirnya gw akalin, disaat Jumat, Sabtu atau Minggu gw akan berusaha memproduksi 12 botol, surplus 3 botol untuk dikonsumsi dihari Senin. Jadi sebagai gambaran, disaat Senin pagi gw punya 12 botol di kulkas. 9 botol akan kepakai untuk hari itu, sisa 3 botol akan dipakai untuk nombokin di hari Selasa, kalau ada sisa buat hari berikutnya, begitu seterusnya. Kalau lagi beruntung El akan minum kurang dari 9 botol dan sisanya tentunya bisa untuk tambah hari berikutnya. Untuk hari Selasa dan seterusnya akan diutamakan pakai tanggal yang terlama terlebih dahulu. Dengan pola demikian semua persediaan cukup disimpan di chiller.
Kadang mengalami masa-masa kelam juga sih.. ada kalanya gw mesti nurunin stock dari freezer. Tapi so far alhamdulillah perlahan-lahan nambah. Khususnya dengan ngejar ketika weekend. Pas weekend disaat El nenen langsung ke gw, pompa sebelahnya. Atau kalau El lagi gragas banget nenen kiri kanan ya nggak mompa. Malem tetep harus bangun dan biasanya ini yang bisa dinaikin ke freezer buat nambah stock.
Sampai saat ini mostly memang gw masih kasih El ASIP yang agak fresh sih (hasil pompaan hari sebelumnya, maksimal 2 hari sebelumnya), dengan harapan bisa kasih ASIP dengan kondisi terrrrbaiknya. Rencananya nanti kalau sudah ASIP yang mendekati masa expired 6 bulannya baru akan gw mixed dengan ASIP yang fresh).
Gimana kalau dinas? Sampai saat ini gw masih bawa El pergi dinas. Masih deket-deket sih, paling jauh ke Bandung. Disatu sisi saat dinas ini masa- masa yang menguntungkan untuk nambah stock ASIP, meski part packingnya males bingiiiits. Karena gw bisa nenenin El lebih sering, karena sewaktu-waktu gw bisa naik ke kamar untuk colongan mompa dan nenenin. Lumayan lah bisa naikin 2-3 botol tambahan ke freezer.
Karena gw udah kehilangan 2 bulan pertama bersama El secara maksimal, apapun tantangannya gw berusaha nikmati maksimal karena tau-tau El sekarang rasanya udah mau MPASI huwaaaaa cepet banget ya..
Semangat makan enak buat ibu menyusui di luar sanah.. kita berjuang bersama ya..
Ternyata… meski sudah mempersiapkan kelahiran jauuuuuh jauuuuuh hari bahkan sebelum hamil, pada saatnya akhirnya baby lahir masih juga ngerasa ada ga siapnya. Apalagi kalau bukan the most anticipated issues untuk ibu yang memutuskan akan memberikan asi eksklusif. Keluar ga ya ASI nya? Cukup ga ya?
Alhamdulillah pertanyaan nomor 1 bisa dieliminasi karena meski bukan tipe yang banjir-banjir, since day 1 kolostrum sudah mulai tampak. Dokter anak, para suster di Bunda fully support jadi sedikit meningkatkan PD. Mama papa yang nungguin pun sudah cukup di share artikel-artikel atau video edukasi tentang ASI. Bahkan ketika El mesti di blue light pun nggak ada nada sedikitpun yang against sama keputusan gw. Cuman tetep ya kakkkaaaaakkkk liat anak bayik ditutup mata terus mesti disinar hangat bikin hati remuk redam.
Ternyata pertanyaan kedua ini yang rupanya menghantui gw dan jadi drama seri penuh intrik yang ganggu hubungan harmonis gw sama baby El. hari-hari awal kehidupan berdua sama El rasanya indah-indah sampe akhirnya tiba El mesti kontrol ke DSA untuk pertama kali dan El belum balik BB lahir. Wakwaoooo..
El emang lahir relatif gendut, waktu pulang sempet turun 300 gram, dan gw santai karena memang begitu kan ya rata-rata bayi turun BB pas pulang. Yang mesti jadi perhatian adalah BB paling telat mesti balik di hari ke 14. Sementara itu… El blom juga balik, bukan karena ASI nya nggak ada tapi karena El suka tidur. Aslik tukang molor abis dia, banguninya susyeeeeeh amit amit. Jadi diawal ga ada tuh gw bangun malem2 karena El bangun, sounds enak tapi… karena El berat badan ga balik akhirnya gw diminta rutin bangun tiap 2-3 jam sekali untuk bangunin El dan kasih susu. Agak perjuangan sih, mulai dari goyang-goyang, diseka pakai washlap ga mempan, bahkan kasih es batu di telapak kaki pun ga manjur.
Tiap kali dateng ke dokter muleeeeees abis gw bak mau ebtanas (eerrrr angkatan 90 an bingits dah masih sebut ebtanas). Dan ini kejadian hampir tiap minggu, karena El masuk dalam pantauan khusus. Apalagi pas sampe dokter diomelin dan dikasih target-target harian berapa mili ASI yang mesti diminum el setiap hari. El terancam masuk kategori slow growth karena turun 2 persentil dari growth chart WHO. Target-target dari dokter bikin gw ngalamin baby blues.. merasa gagal, kepikiran, unhappy..sedih deh kalo diinget-inget lagi.
Oke akhirnya atas saran dokter, El disarankan nggak nenen langsung, untuk tahu persis berapa mili ASI yang berhasil masuk. Sedih karena gw sukaaaaa banget nyusuin dan PR karena mesti ngajarin El pake soft cup feeder. Alhamdulillah sejak awal sudah siap soft cup feeder jadi PR nya tinggal ajarin El pakenya. Kenapa soft cup feeder? karena gw khawatir El bingung puting. Kalo udah bingung puting, in theory panjang juga rentetan masalahnya.. salah satunya bisa ngurangi produksi ASI. Alhamdulillah MI sigap, MI yang ngajarin El pake soft cup feeder dan bener ternyata refleksnya bagus, 2 kali percobaan langsung lancar. Jadilah El disiang hari dikondisikan minum ASIP dan malem nenen langsung dan harus selalu dibangunkan setiap 2 jam sekali.
Gw jadi so obsessed sama berat badan, sampe beli timbangan dan nimbang aja sehari 2 kali (jangan dicontoh ya permisah). Hepi berat badan El ada kemajuan, gendongan El juga berasa makin anteb. Ternyata perjuangan belum berakhir, pas kontrol ke dokter di minggu ke 4 kok belum juga naik berat badannya sesuai target.. makin khawatir aja gw karena DSA udah wanti-wanti kalau juga belum naik, mesti mixed susu formula ples kalau bisa gw mesti cari human milk fortifier formula untuk bantu ngejar berat badannya. Presure makin beraaaat deh di gw, sungguh nggak rela rasanya.
Gw ngikutin insting gw, besok harinya gw putusin untuk cari second opinion ke dokter yang lain yang gw pilih setelah konsultasi sama temen-temen deket. Jeng jengg jeng… subhanallah.. timbangannya beda loh. Beda 300 gram dari timbangan di dokter pertama, dan seketika berat badan El masuk di zona aman. Sementara timbangan dokter kedua ini pas banget baru di tera, petugas tera baru aja keluar dari ruang penimbangan, berarti hampir dapat diyakini bener dong ya.. Oh my.. ternyata drama selama iniiiii… *bantingtimbangan. Belum pernah rasanya sejak El lahir gw pulang dari DSA sambil senyum senyum gembira.. Alhamdulillah.. lega.
Andai temen-temen mengalami hal yang serupa, harus inget untuk tetap nikmatin aja prosesnya, kalo harus ada target ASIP, ya diusahakan, tetap aware tapi jangan jadi kepikiran yang gimana gimana. Temukan dokter yang bener bener cocok sama kita, jadi lebih menenangkan. Waktu terlalu berharga untuk nggak dinikmati tiap detiknya.
Setelah melewati 5 tahun penantian, 40 minggu yang membahagiakan.. akhirnya tiba waktu yang sangat teramat dinanti, bisa ketemu sama bayi kesayangan Baby El.
Lahir di rumah sakit bunda menteng jakarta, (akhirnya) dengan sectio caesarian.
Anarghya Omar Eldakari, seorang anak laki laki yang bahagia dan tidak ternilai harganya. Harapan dan doa tersemat dinama El, agar El selalu bahagia karena bisa mensyukuri segala rizki yang diberikan alloh dan bernilai buat semua orang yang dia temui. Amiiin…
Cerita persalinan El dimulai ketika masuk minggu 39 dimana gw dam MI sudah mulai waspada dan siaga, gw masih berniat untuk melahirkan secara normal. Gw udah mulai ngurangin frekuensi jalan-jalan, lebih banyak dirumah just in case saat itu tiba. Tapi sampai di week 40 belum juga ada 1 dari 3 tanda-tanda yang mulai proses lahiran, flek, ketuban rembes, atau kontraksi yang sering. Kontrol terakhir di hari senin tanggal 8 Desember, dokter bilang kondisi janin ok meski posisi belum siap di landasan luncur lahiran, hasil CTG juga menunjukkan belum ada kontraksi yang rutin. Andaikata gw nunggu 1 minggu lagi masih ok tapi mesti dipantau karena khawatir placenta yang mulai tua. Karena nggak mau ambil resiko untuk baby El akhirnya seketika itu diputuskan untuk melahirkan secara sesar 2 hari kemudian.
Hari Selasa, 9 Desember jadi hari yang sibuk buat gw dan MI, mulai mesti booking kamar, ruang operasi siapin ini itu untuk persiapan lahiran besok pagi subuh. Yup dapet jadwal operasi jam 5 pagi ajah gitu hihihih. Selasa sore udah mulai check in di kamar 404 rumah sakit bunda menteng. Deg degan… Malam itu mulai rutin di CTG, tes alergi, makan obat pencahar, dan mulai puasa tidak makan dan minum. Alhamdulillah malam itu bisa tidur nyenyak.
Rabu, 10 Desember, jam 4 pagi buta udah mulai dibangunin suster dan siap siap untuk masuk ruang operasi, setelah sholat subuh udah deh mulai masuk ruang persiapan operasi, pasang infus, dan suntik obat anti mual. Dan sakses muntah deh hehehehe ternyata kecepetan nyuntiknya kayaknya jadi agak kaget lambungnya. Jam 5 lewat dikit masuk ke ruang operasi dan mulai deg degan karena MI blom boleh nemenin, di dalam udah liat dokter irham, dokter ivan as obgyn, dokter zulkarnaen dokter anastesi dan beberapa dokter lain. Proses anastesi yang gw takutin ternyata ga semengerikan dan sesakit yg gw bayangin, alhamdulillah…
Tapi sayangnya.. setelah proses epidural gw dibuat tidur karena gw nervous.. jadinya nggak begitu inget kejadian ketika itu, tau tau udah diruang pemulihan selama 3-4 jam sambil menggigil karena efek anastesi ples ga sabar ketemu baby El. Untungnya semua momen magical itu bisa gw nikmatin, karena MI bawa kamera ke ruang operasi yaaaaay kamu hebat Pi…
Finally, setelah nunggu-nunggu sambil drama air mata dan mual muntah akhirnya ketemu juga sama el di kamar. Subhanallah.. ga henti rasanya sebut alhamdulillah.. El lahir sehat dan genduuuwt 3,7kgs. Seketika itu infus ditangan pun ga berasa lagi, udah aja gitu gendong dan belajar nyusuin. Alhamdulillah semua lancar..
4 hari lamanya gw di rumah sakit, itu termasuk extend sehari karena bilirubin el ada di ambang batas, dokter Tiwi nyaranin buat di sinar semalem buat mastiin bilirubin cukup aman buat dibawa pulang, mengingat lagi musim hujan ga ada matahari dan El anak pertama, dikhawatirkan gw blom mahir nyusuin jadi memperburuk level bilirubinnya. Alhamdulillah proses sinar nya dilakuin di bed gw jadi bisa tetep bisa sambil nyusuin langsung ples peluk-peluk deh. Ga henti-henti rasanya mandangin El.. ga percaya rasanya jagoan kecil yang suka koprol didalem perut udah nongol ke dunia sehat dan lengkap.
Here goes.. awal perjalanan panjang kami bertiga setelah penantian panjang dan ikhtiar serta doa tiada henti.
El.. semoga mama papa bisa terus kasih yang terbaik dan jadi mama papa yang kece buat kamu.
Baby’s gear apa yang paling bikin calon mama galau?
Yak apalagi kalau bukan stroller. Terbukti dengan banyaknya page di thread-thread persiapan melahirkan dan nyatanya buat gw pun demikian. Milihnya udah macem mo pilih gadget baru loh. Browsing bentuk, fitur yang tersedia, browsing youtube, baca review dan testimonila syeeeeeet agak ribet. Blom lagi kalau ada budget constraint sebagaimana yang terjadi pada diriku. Bikin insomnia mantengin review dan youtube.
Setelah beberapa kali nengok mothercare dan browsing, pilihan hatiku jatuh pada ini. Cinta sekali sama penampakannya yang simple tapi kece. Fiturnya pun sangat menggiurkan, ngelipetnya nggak ribet, dimensinya ringkes, kursinya luas dan fabric-nya pun bagus. MI pun sukaaaaa sekali. Intinya apa yang kami cari dari stroller idaman ada di stroller ini. Tapi tapi tapi.. apa daya, sistem jualnya stroller ini itu bak camera lepasan dengan segala printilannya. Strollernya dijual sendiri, sedangkan kanopi dan segala aksesorisnya pun dijual terpisah. Harga strollernya udah termasuk mahal dimata gw, apalagi ketambahan mesti beli aksesoris basicnya. Dilema banget deh. Disatu sisi suka pake banget tapi disatu sisi mesti realistis, budgetnya terlalu besar. Apalagi ga ada yang menjamin beberapa tahun lagi gw nggak pengen beli stroller lagi ya.. (kecentilan banget deh).
Dengan berat hati, buggaboo bee dicoret dari list. Tapi tetep mupeng tiap kali liat seliweran di mall.
Kandidat kedua adalah Silver Cross Reflex. Stroller ini tergolong baru keluar di Indonesia (begitu kata mbak-mbak mothercare) jadi belum banyak reviewnya dan rasanya blom banyak juga ya pake. Stroller ini termasuk yang sangat-sangat gw dan MI pertimbangkan, karena fiturnya lumayan lengkap. Kemampuan angkutnya relatif lebih lama dibanding stroller lain, bisa dari newborn sampe gede (maafkan aku lupa sampe berapa kilo). Dari sisi aksesoris pun kumplit, jadi udah ga pake bela beli lagi aksesorisnya, bahkan dapet footmuff dan insert tambahan untuk newborn. Lebar kursi dan fabric juga ok. Dari sisi harga lebih murah dari bugaboo (yay banget kan ya) dan dengan segala aksesorisnya. Hanya saja.. lipetnya model payung, sementara gw simply nggak terlalu suka sama lipetan stroller model payung. Sementara ini stroller ini put a side dari list.
Tibalah pada kandidat ketiga. Quinny zapp xtra 2.0, stroller ini termasuk yang booming beberapa tahun yang lalu, sekarang sih udah agak turun tahta karena banyak saingan sepertinya. Tapi gw pun masih suka karena modelnya yang cukup keren, dimensi lipetannya yang kecil, dan untuk seri 2.0 ini nggak perlu copot rangka dudukan untuk ngelipetnya. Hanya saja memang untuk ngelipetnya nggak bisa 1 kali gerakan seperti stroller di atas ya, tapi setelah beberapa kali liat dan coba MI tampak cukup piawai. Seri ini juga konon bisa buat newborn karena bisa recline cukup datar. Tapi menurut aku better beli alas lagi ya biar lebih bisa nopang tulang belakang baby dengan beli semacam snuzzler nya summer atau merek lain. Untuk gw sendiri sepertinya gw akan dapet pinjeman maxi cosi cabriofix dari temen kesayangan akuuuwh *ketjup ketjup* yang akan gw pake dari newborn sampe 6 atau 9 bulan, sehingga isu ini ga akan jadi soal.
Sekarang dari sisi harga, kebetulan waktu beli akhir bulan september lalu di Lotte Shopping Ave lagi ada diskon pay day, jadi harga stroller normal yang diskon 15% didiskon lagi 10% ples dapet voucher balik dari mall senilai 460rb (voucher terdiri dari 300rb voucher belanja, 2 tiket nonton XXI di weekdays, dan 100rb makan di salah satu resto di mall itu). Jadi kalau di total dikurangin diskon dan voucher yang didapet jadinya sekitar 3,8jt. Yaaaaay deh. Jadi bisa sedikit ngirit dari budget. Ini yang memantabkan hati MI untuk langsung tenteng pulang stroller ini, dan ga jadi deh silver cross. Again dia bilang meski dia bisa dipake sampe gede, MI ga yakin gw ga pengen beli model lain lagi nantinya jadi better beli yang murah aja (iiiih kebaca banget ya gw???).
Untuk warna, sayang pilihannya waktu itu nggak begitu banyak, warna merah idaman tak ada, untuk cowok ada warna biru, itupun tinggal display, hitam dan brown fierce. Ga pilih display karena ya karena itu barang display hehehe, terus nggak hitam karena MI bilang takut nyamuk-an. Jadi dipilihlah warna brown fierce.
Oh iya untuk barang nya sendiri di lotte kebetulan ga ready stock, masnya mesti ambil di showroom which is ternyata di Children Store Pasific Place. Stroller pesenan bisa gw ambil besoknya di Lotte Ave. Setelah ceki-ceki harga ke Children Store ternyata ini stroller malah nggak diskon. Udah deh makin manteb untuk eksekusi.
Begini muka papa to be yang senyum-senyum puas karena dapet best deal..
Mudah-mudahan baby kesayangan bisa duduk anteng dan se happy papanya waktu bawa pulang niy stroller.
Gegara dapet best deal di stroller ini, untuk car seat MI dong langsung memutuskan tunda sampe gajian bulan depan, kali car seat kesayangan ada diskon tambahan, iriiiiiit iriiiiit..
Sepertinya jarang sekali ya gw cerita tentang pekerjaan kantor, just simply karena rasanya jarang ada hal menarik yang mesti diinget dan menarik untuk di share. Kalaupun ada yang mesti diinget biasanya udah ditulis di dokumen resmi berlogo kantor kesayangan. Tapi kali ini boleh ya sedikit curcol atau sharing sedikit tentang office thing disini.
Dikantor yang sekarang, gw udah kerja lebih kurang 7 tahun, selama itu pula gw ditempatkan di divisi yang sama. Suprisingly nggak ada rasa bosen, bete atau apapun yang berkepanjangan karena gw ngerasa gw udah menemukan passion gw dipekerjaan ini. Ada kalanya sih gw ngerasa jenuh, tapi cuman bentar, manusiawi sekali. Secara nggak sadar 7 tahun di tempat yang sama gw perlahan-lahan sudah set up comfort zone gw sendiri. Nyaman sekali, gw bisa manage kapan mesti lembur atau kapan nggak. Disaat mesti lari-lari dikejar deadline gw akan lari dengan senang hati, nyaris tanpa keluhan.
Begitupun ketika alloh kasih karunia hamil, kewajiban bekerja sama sekali bukan masalah yang berarti. Semua bisa terhandle baik, tentunya ditambah support dan pengertian dari teman-teman tim yang luar biasa ya sehingga gw bisa sedikit slow down dan meletakkan kehamilan gw sebagai prioritas nomor 1 *peluk temen setim satu-satu*, gw masih bisa kerja sambil meluangkan waktu belajar tentang kehamilan, persiapan melahirkan dan bahkan tentang parenting. Gw juga sudah bisa membayangkan kondisi ketika baby lahir, bagaimana membagi waktu antara keluarga, khususnya urus mengurus si kecil, dan rutinitas pekerjaan di kantor. Sedikit tenang hati ini rasanya.
Tapi bak sinetron drama di tv ya, kurang menarik kalau hidup smooth-smooth aja. Waktu 7 tahun berada di tim yang sama harus berakhir. Demi pengembangan kompetensi dan carrier path kedepan, begitu katanya. Selepas cuti melahirkan nanti, gw harus menempati posisi yang baru, tim yang baru dengan lingkup pekerjaan yang baru. Andai saja tawaran ini datang ketika gw belum hamil atau bahkan melahirkan nanti, gw sambut dengan senang hati gegap gempita dan berbinar-binar seketika, tantangan baru yang luar biasa menarik, playground yang baru dan banyak tawaran jenis mainan yang belum pernah gw lihat sebelumnya, super excited.
Disisi lainnya ada pikiran gw yang bilang “aaaaaaaak kenapa sekarang sih ga dari kemaren-kemaren, ga pas banget deh timingnya..”. Dengan kondisi sekarang, dengan segala pernak pernik yang harus dipikirkan, utamanya waktu yang gw butuhkan untuk belajar menguasai hal yang baru, di kantor maupun dirumah, ternyata bikin gw perlu beberapa saat untuk berpikir jernih dan menerima tawaran baru itu dengan bahagia, menerima kenyataan bahwa gw harus keluar dari comfort zone dengan rela dan jalani dengan langkah ringan. Sembari terus meyakinkan diri gw harus segera merasa nyaman dengan sedikit perubahan ini karena gw yakin nggak enak kalau setiap hari harus jalani pekerjaan dengan hati berat, hasilnya pun nggak akan maksimal.
Alhamdulillah gw dapat dorongan semangat dari MI, keluarga dan temen-temen yang ternyata banyak membantu untuk tetap optimis bahwa gw bisa melewati masa adaptasi. Sekarang tinggal banyak-banyak berdoa aja biar selalu tenang dan lancar ya :) Mudah-mudahan semua ter-handle baik dan ga ada yang mesti dikorbankan.
So wish me luck friends..
Salah satu barang terkait bayi yang dengan serius di browsing adalah diaper bag. Karena itu tas gitu loh hehehehe.. wanita ya ga jauh-jauh deh dari tas. Tapi kali ini mesti melibatkan MI juga dalam pemilihannya karena sepertinya MI juga akan tenteng-tenteng tas ini jadi ga bisa pilih model yang girly atau warna warni. Kriteria utama pemilihan diaper bag kali ini tentu tetep harus keceh, selanjutnya adalah bahannya nggak berat dan ga gampang kotor karena nanti akan diisi banyak barang kan ya dan akan dibawa-bawa kemana mana. Yang masalah berat ini berdasarkan pengalaman sebetulnya, sebelum ini gw punya kate spade diaper bag, lama sebelum gw program hamil. Cita-citanya waktu beli ya tentunya bisa kepake once gw punya anak. Ternyata bahan tas nya aja udah berat, jadi kalau diisi banyak barang beratnya agak bikin males buat nenteng. Kemudian tentunya kriterianya sesuai dengan kemampuan kantong. Ohya kriteria yang ga kalah penting adalah roomy dan banyak kantung jadi ga perlu lagi bag organizer didalemnya.
Jadi berdasarkan kriteria itu muncul short list, diaper bag skip hop duo dan okiedog sumo. Kedua merek ini menurut gw memang kece baik model dan motifnya selain itu punya model yang unisex, harga juga lumayan terjangkau. Setelah coba lihat barang langsung menurut gw okiedog ini lebih bagus dari sisi kualitas materialnya, dan fitur yang dipunyai tas ini menggiurkan. Model Sumo ini bisa dipake model postman bag atau back pack jadi lebih fleksibel ya. Selain itu bahannya lebih tebel tapi nggak berat.
Disaat masih lihat-lihat dan nimbang-nimbang eeeeeh pucuk dicita ulam tiba. Waktu maen ke mothers and baby fair yang lalu ada stan khusus okiedog dan pas ada diskon ples aneka bonus. Pilah pilih model, MI tenteng sana tenteng sini.. akhirnya memutuskan eksekusi Okiedog Viva Sumo ini.
Sepaket sama tas kita dapat bottle casing, alas buat ganti popok, dan kantong baju kotor. Selain itu dari stan Okiedog nya ada bonus nursing cover, kantong baju kotor 1 lagi dan luggage tag. Dari sisi harga, ada diskon yang lumayan lah. Dari harga normal 1.099rb didiskon jadi 980rb. Nah selain itu karena kita bayar pake kartu BCA, dapet voucher lagi buat belanja online di blibli.com. Ples kita bisa program cicilan 12 bulan 0%, heyhooo karena termasuk penganut yang bisa dicicil ya dicicil aja, apalagi kalo 0% dan jangka waktu sesuai umur barang, hayuk lah nyicil. Ga ngurangi budget belanja baby deh, tapi mengurangi jatah jajan bulanan hihihi.
Such a good bargain ya..
Sejak di brain wash di kelas AIMI, MI sungguh sangat posesif terhadap anak semata wayangnya. Ga ada tawar menawar lagi untuk urusan ASI. Mudah-mudahan ya Pi niat baik kita dikasih kemudahan sama alloh. Sebagai usaha mewujudkan cita-cita kasih ASIX ples ASI sampe 2 tahun gw akhirnya gw coba mengumpulkan beberapa peralatan tempur untuk mendukung pemberian ASIX. Apa aja?
Yang paling disarankan untuk dipunya ketika kita berangkat ke rumah sakit adalah breast pump. Sebenernya sih dirumah sakit ada, tapi ada baiknya kalo kita bawa sendiri sehingga ga perlu nunggu kalo sewaktu-waktu kita perlu mompa. Pompa apa yang akhirnya gw pilih? Setelah browsing-browsing dan tanya-tanya temen-temen yang sudah berpengalaman, banyak yang merekomendasikan breastpump medela maxi swing.
Beberapa pertimbangan gw karena pompa ini punya 2 corong sehingga proses mompa bisa cepet beres. Selain itu somehow pompa ini sudah pake teknologi apalah itu sehingga ASI yang dipompa ga akan masuk ke selangnya, jadi lebih higienis ketimbang Medela Swing. Dari sisi spare part juga konon katanya lebih gampang dicari dipasaran (tapi please jangan sampe rusak ya alloh.. tolonglah..).
Dari segi harga.. wooshaaaah.. ga murah cyiiiin jadi mau eksekusi mesti survey kiri kanan untuk bandingin harga. So far harga termurah yang gw dapet adalah 2.595.000 itu ada di Toko Jungle ITCK, setelah itu rata-rata ada di harga 2,6juta antara lain di toko Fanny Baby ITCK dan toko Audrey ITC Cemp Mas. Akhirnya gw eksekusi pas lagi belanja di Toko Audrey weekend lalu di harga 2,6jt.
Nah selain pompa yang di atas sebenernya pompa ini juga disarankan juga sama temen-temen khususnya yang lagi mompa untuk anak ke-2 dan udah pernah coba medela swing. Konon hasil perahan lebih mantab. Jadi galau kan ya awalnya, pertimbangan mompa manual terus satu-satu, ntahlah sabar ga ya gw. Akhirnya memutuskan beli dulu swing maxi, lalu kalau punya rizki lebih insya alloh akan coba pompa ini, secara yang ini lebih murah harganya.
Selanjutnya adalah Medela Cup ini. Again ini dibeli gegara kelas AIMI yang nyaranin ga boleh pake dot karena ada resiko bayi bingung puting. Gw sih sebenernya tipe yang mau gampang aja, botol dot ok lah secara praktis hehehe.. Tapi ya MI yang mau, so beli cup ini. Rempong? kepikir sih iya repot, tapi diajarinnya di kelas AIMI yang ngasih ASIP via gelas sloki atau cup atau sendok adalah selain ibunya, jadi gw senyum-senyum merdeka dong ya... Sebagai istri yang baik ga mungkin lah ga mendukung niat MI yang insist mau belajar, jadi ya sok atuhlah eksekusi. Harga ga mahal kok, 1 bijinya 15rb.
Lalu ini.. yang ini MI yang nemu di internet. Terus coba browsing kegunaannya dan cara pemakaiannya di youtube, tampaknya lebih praktis ketimbang pake cup biasa ya karena bisa meminimalkan resiko tumpah-tumpah. Coba tanya pas lagi belanja di toko Fany Baby ITCK dan ada, yaaaaay good price pula dibanding tempat lain, double yaaaay. Cuman memang harga agak mahal ya, sempet melotot dulu niy ke MI "dipake ya.. jangan nggak.." hehehe ga rela. Harga Medela Soft Cup Feeder ini 400rb.
Selain itu ada botol kaca ASIP ini, pertama kali dapet di goodie bag kelas AIMI lalu suka karena keliatannya bagus. Akhirnya cari di toko bayi ada. Harga 48rb per box isi 8. Karena botol kaca ini nggak murah-murah amat ya gw cuman beli 3 kardus, kalau kurang (amiiin ya alloh mudah-mudahan kurang..) rencananya pake kantong plastik Natur yang relatif lebih murah. Aku beli di Toko Audrey 100rb dapet 3 box yang masing-masing box nya isi 30 sheets.
Nah sekarang PR nya tinggal cool bag buat dibawa bawa ke kantor. Untuk ice gel atau blue ice kebetulan udah punya beberapa, gratisan dari kelas AIMI dan beli merek Igloo pas dulu harus bawa-bawa suntikan buat dines keluar kota.
Mudah-mudahan ikhtiar yang dilakuin diterima ya sama Alloh dan dikasih kemudahan. Amiiiiin.. (ikut amin please..).
Alhamdulillah banyak ketemu temen-temen baru setelah share cerita-cerita IUI- inseminasi buatan atau IVF – bayi tabung disini. Mudah-mudahan niat awal gw untuk berbagi pengalaman dan kasih support buat temen-temen yang lagi ikhtiar ngetuk pintu alloh supaya dikasih kepercayaan menerima titipan keturunan bener-bener bisa berguna.
Dari beberapa obrolan, gw coba kumpulin beberapa frequently asked questions dan gw tulis disini. Jawaban-jawaban yang gw tulis murni berdasarkan pengalaman gw dan keterbatasan pengetahuan gw. Tapi please, bear in mind, gw bukan ahlinya, jadi apa yang gw alami belum tentu dialami teman-teman, atau bisa jadi apa yang dialamin teman-teman, gw ga ngalamin.
Mohon maaf dulu *sungkemsatusatu kalo ternyata ada pilihan bahasa gw yang terkesan menggurui, insya alloh ga ada niat sedikitpun dari gw.
Kapan sih mulai periksa ke dokter kandungan? Menurut bacaan, kalau suami-istri berhubungan seksual secara rutin selama 1 tahun tanpa kontrasepsi dan belum berhasil hamil, udah waktunya tuh coba periksa ke dokter. Bisa aja dipakai ukuran itu, tapi menurut gw ya sesiapnya kita dan pasangan secara mental dan finansial. Iya harus berdua siap, karena kalau sudah mau program ada serangkaian tes dan pertemuan dengan dokter spesialis yang mesti kita jalani. Ga enak juga kalo kita udah ngerasa siap, tapi tiap kali diruang tunggu dokter suami manyun gegara mesti nunggu dokter lama. Terlebih lagi ada tahap-tahap yang rasanya akan sangat membantu kalo kita dapat support penuh dari suami.
Kalau misal kurang dari setahun terus udah ke dokter, sah sah aja kok buat memeriksakan lebih dini. Ada cerita karena belum setahun dokternya cuman minta perbaiki gaya hidup, coba terus secara alami atau bahkan minta balik lagi setelah setahun hihihihi. Ga usah sedih dan dimasukin hati, tinggal ganti dokter :)
Tes apa aja sih yang mesti dijalani? Yang pasti kita akan di cek via USG untuk lihat kondisi rahim dan telur. Ada dokter yang cukup USG perut, tapi kalo pengalaman gw USG nya transvaginal. Sakit? ehm kalo rileks nggak sakit, sedikit nggak nyaman aja. USG ini biasanya dilakukan di hari 2-4 haid. Selain itu juga akan dicek tes darah. Untuk suami biasanya diminta untuk cek sperma. Terus ada juga screening darah, lumayan kumplit juga. Terus ada juga tes HSG. Yang ini gw pernah posting tersendiri rasanya.
Apa sih beda IUI/Inseminasi Buatan sama IVF/Bayi Tabung? Mudahnya kalau inseminasi, sperma suami yang sudah dicuci dan dipilih yang bagus dimasukkan ke kateter terus lewat kateter itu sperma ditaruh di posisi yang lebih dekat ke telur. Harapannya spermanya lebih dekat berenangnya jadi pembuahan terjadi di dalam kandungan. Kalau bayi tabung, sperma dan telur sama-sama diambil untuk dilakukan pembuahan diluar tubuh (mungkin itu sebabnya ya disebut bayi tabung :) ). Beberapa video yang mungkin bisa bantu untuk dapat gambaran :
Haruskah IUI dulu baru IVF? Nah yang ini menurut gw sangat tergantung pada pertimbangan pribadi masing-masing dan pertimbangan secara medis. Better didiskusikan langsung sama dokter. Kasus gw, dokter nyaranin gw untuk melalui IUI dulu, dan menurut beliau wajar kok kalau proses IUI diulang sampe 4-5 kali cycle. Kadang ada dokter yang pertimbangannya mau suggest yang teringan dulu baru secara gradual ke tahapan yang lebih “sophisticated”. Tapi ada juga kok pasangan yang memutuskan langsung coba IVF, karena pertimbangan finansial misalnya, instead of berkali kali coba IUI dananya langsung dikumpul buat IVF.
Kalau pertimbangan gw pribadi, selain disarankan dokter, kebetulan kalau langsung IVF belum mampu secara finansial juga waktu itu, jadi ikhtiarnya lewat IUI dulu yang memang sebagian prosesnya bisa di klaim ke kantor :) sambil nunggu biaya IVF terkumpul.
Apa yang harus dipertimbangkan untuk memutuskan IUI/IVF? Tentunya pilih obgyn yang nyaman buat kita. Kategori nyaman ini bisa beragam, bisa jadi kita lebih nyaman sama dokter yang strict dan agak galak atau lebih suka sama yang model santai. atau kita lebih nyaman sama dokter beken nan terkenal yang pasiennya bak jamaah shalat ied.Kalau buat gw yang nggak kalah penting adalah kemudahan untuk bikin janji sama dokter dan tempat praktek dokternya. Sebelum ini gw pernah ke dokter yang pasiennya buaaaanyak, alhasil mau daftar aja rada stress gegara pas tepat hari kedua sampe kelima mens gw ga bs ketemu dokter karena udah full, putus asa deh. Gw juga lebih suka tempat praktek dokter yang sistemnya pendaftaran jadi gw bs atur jam brp mau dateng dan waktu tunggu gw bisa lebih sedikit. nyaman juga kan buat suami. Lokasi juga perlu dijadikan pertimbangan sebagai antisipasi ketika kita harus bolak balik hampir setiap hari untuk pantau perkembangan telur dan ketebalan dinding rahim.Above all jangan lupa tanya pendapat suami apa dia nyaman atau nggak. Kalau bisa sih bisa kompromi berdua sama suami jadi ga ada drama ditengah tengah program.
Ada juga yang memasukkan pertimbangan sukses rate dari dokter atau rumah sakit, untuk gw kebetulan nggak termasuk yang ngeliat indikator itu, tapi kebetulan sukses rate di Bunda cukup baik.
Penting juga untuk cari informasi sebanyak-banyaknya tentang protocol IUI/IVF supaya kita dapat gambaran apa yang akan kita lalui. Tapi kalau informasi yg kita dapat malah bikin kita ciut nyali lebih baik pasang filter hanya bener bener info yang kita butuhin aja yang kita baca. Salah satu cara adalah tanya tanya hanya sama dokter misalnya jadi kita ga akan dapat info yang rasanya makin bikin kita bingung. Proses IUI/IVF ternyata nggak menakutkan seperti yang dibayangkan kok, yang penting itu suasana hati dan mental buat hadapi kemungkinan terbaik dari alloh. Semangatttt…
Persiapan biaya juga nggak kalah pentingnya, karena untuk IUI sendiri kita akan lebih sering ketemu dokter untuk USG, selain itu dosis obat beda beda setiap orang tergantung respon tubuh masing-masing. Untuk biaya tindakan sendiri biasanya sudah fixed. Untuk IVF sendiri biasanya biayanya paketan, sudah ditentukan biaya short protocol atau long protocol, yang komponennya sudah termasuk paket obat dan tindakan. Untuk biaya ini nggak fix juga masih ada variable tambahan obat dalam hal diperlukan dan belum termasuk kontrol ke dokter untuk USG. Untuk di Bunda, kalau ternyata ada kelebihan obat bisa juga obat dikembalikan untuk dapat pengurangan biaya. Ohya mengikuti tren sale yang ada di mall mall terdekat dikota anda hehehe untuk Bunda juga suka ada paket bayi tabung dengan harga lebih terjangkau, harga paket jadi lebih murah dari harga normal, lumayan banget.
Berapa lama proses IUI/IVF? Haruskah cuti untuk perempuan yang bekerja? untuk IUI sekitar 2 mingguan mulai dari suntik-suntik sampai tindakan, sedangkan IVF sekitar 3 mingguan. Kalau cuti sih terserah masing-masing ya, pak dokter gw malah bilang aktifitas seperti biasa aja, tapi gw pilih untuk cuti sebentar. Untuk IUI, gw 2 kali cuti seminggu setelah tindakan, dan 1 kali ga cuti sama sekali. Yang terakhir ini malah berangkat tindakan dari ruang meeting, kelar tindakan balik langsung ke ruang meeting :) . Sedangkan ketika IVF gw cuti seminggu setelah embryo transfer, begitu juga ketika IVF kedua.
Sakit nggak? untuk USG Transvaginal ga sakit sih selama kita relaks, ga nyaman dikiiiiit aja. Untuk tindakan insem sendiri juga dikit ga nyaman, pas masuk cocor bebek aja. Kalau kateter sih ga sakit. Tips ketika cocor bebek masuk adalah, coba atur tarik dan hembus nafas pelan, fokus ke nafas sambil doa. Kalo perlu pandang2an mesra sama suami, bisa ngalihin perhatian. Untuk IVF, ketika OPU kita dibius, jadi pasang infus, percaya aja suster2 di RS jagoan insya alloh nyaman. Pas tindakan sendiri ga berasa, kelarnya aja rada nyeri sedikit, kadang ada flek tapi itu wajar karena kan ada luka bekas jarum. Kalau ga tahan sakit, bisa makan pereda nyeri kok. Embrio transfer kurang lebih prosesnya sama kayak IUI, pas cocor bebek aja sedikit ga nyaman tapi bisa diakali kok.
Bisakah program IUI/IVF kalau suami istri jauh? Bisa banget ternyata, sekarang ada tekhnologi frozen sperm. Yang ini bisa ditanya sama dokter langsung ya karena gw blom pernah ngelakuin.
Berapa tingkat keberhasilan IVF? Menurut info di seminar bayi tabung yang gw pernah ikutin, makin kesini tingkat keberhasilan bayi tabung makin tinggi. Di Bunda sendiri sekarang ada di angka 40%. Ada informasi secara sciencetingkat keberhasilan akan makin berkurang seiring dengan bertambahnya umur. Tapi gw yakin mau kecil mau besar angka, ada yang maha mengatur apa yang hak buat kita. Jadi tetep have a faith ya…
Apa yang dilakukan selama masa tunggu? Banyak doa, ketawa ketiwi, sante-sante hihihihi. Kalau dokter gw bilang sih lakuin kegiatan seperti biasa aja biar hepi dan ga kepikiran. Nah dari jawaban itu kan secara medis ga ngaruh2 banget ya, tinggal kita yang pinter-pinter nilai kondisi diri sendiri.
Haruskah bedrest? Hm.. ada beberapa teman-teman di dunia maya yang bedrest berhasil, ada juga yang bedrest dan ga berhasil. Ada juga yang sante malah berhasil. Yang mana yang nyaman aja kali ya, paling jangan capek-capek biar kita hepi.
Adakah pantangan makanan atau makanan yang dianjurkan? Makan yang enak-enak hihihihi kata dokter sih begitu, tapi diselebaran yang dikasih rumah sakit, kurangi teh dan kopi selama program. Udah itu aja sih. Oiya kalau habis embryo transfer sih disaranin dokter untuk minum susu tinggi protein sama makan putih telur yang banyak untuk mengurangi resiko hyperstimulasi.
Adakah resiko atau efek samping dari program IUI/IVF? Karena keduanya ada stimulasi hormon, pada beberapa orang ada yang dapet efek tambah berat badan karena jadi doyan makan, atau fluktuasi emosi. Just embrace ya neng… untuk IVF sendiri ada resiko OHSS sih. Tapi tenang, nggak semua orang ngalamin kok, dan bisa dilakukan tindakan preventif. Bisa di browsing sendiri ya apa itu OHSS tapi jangan jadi ciut nyali ya.. better tanya langsung ke dokter.
Berapakah biaya untuk IUI/IVF? Again tergantung sama dosis obat yang kita perlukan, tiap orang beda-beda reaksi tubuhnya atas rangsangan suntikan hormon. Tapi untuk IUI kisarannya sekitar 6-8 juta sedangkan IVF sekitar 70an. Untuk di Bunda mengikuti tren sale yang ada di mall mall terdekat dikota anda hihihihi ada paket promo bayi tabung dengan harga lebih terjangkau, harga paket obat jadi lebih murah dari harga normal, bisa jadi sekitar total 45-55juta lumayan banget kan. Sisa budgetnya bisa dipakai untuk transfer embryo kalau ternyata percobaan pertama gagal (aaaaah mesti yakin berhasil laaaaah… sisanya buat tabungan sekolah baby aja).
Apakah yang harus dilakukan kalau gagal? Semangaaaat jangan menyeraaaaah… kita nggak ngalamin sendirian kok *gruphugs tetep semangat ikhtiar, insya alloh naik kelas dan alloh kasih kesempatan buat kita.
Mudah-mudahan bermanfaat ya.. Kalau ada pertanyaan boleh aja leave comment, insya alloh dijawab kalau bisa